Selamat Datang di Website Guru PAI

KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK

KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK
Oleh:
Hasrian Rudi Setiawan, M.Pd.I
Lidia, S.Pd.I

Guru dan orang tua pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama dalam pendidikan anak, yaitu mendidik, membimbing, membina serta memimpin anaknya menjadi orang dewasa serta dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Seorang guru akan senang melihat siswanya, ketika siswanya tersebut memiliki prestasi. Dan demikian pula orang tua akan lebih senang lagi bahkan bangga ketika anaknya memiliki prestasi. Karena itu guru dan orang tua memiliki tujuan yang sama dalam mendidik.
 Untuk dapat mewujudkan harapan tersebut, tentunya harus ada kerjasama yang baik antara guru dan orang tua. Kerja sama yang baik antara guru dan orangtua sangat penting karena dua pihak inilah yang setiap hari berhadapan langsung dengan siswa. Jika kerja sama antara guru dan orang tua kurang, maka pendidikan tidak akan berjalan dengan baik bahkan pendidikan yang direncanakan tersebut tidak akan berhasil dengan baik.  Kerjasama antara orang tua dan guru akan mendorong siswa untuk senantiasa melaksanakan tugasnya sebagai pelajar, yakni belajar dengan tekun dan bersemangat.
Selanjutnya, Interaksi yang baik antara orang tua dan guru yang benilai informasi tentang situasi dan kondisi setiap siswa, akan melahirkan suatu bentuk kerja sama yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah. Hubungan kerja sama tersebut sangatlah penting. Sebab dengan adanya kerjasama tersebut orang tua dan guru dapat mengetahui kondisi siswa baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah. Dalam hal ini guru dapat memperoleh informasi dari orang tua, bagaimana siswa tersebut ketika berada dirumah, apakah dirumah siwa mengulang pelajaran atau tidak dan sebagainya. Demikian juga orang tua juga dapat memperoleh informasi dari guru yaitu tentang bagaimana kemajuan siswa tersebut dalam belajar dan bagaimana sikap seorang siswa tersebut ketika dilingkungan sekolah.
Namun, yang terjadi dalam prakteknya adalah ada sebahagian orang tua yang beranggapan bahwa setelah anak dimasukkan dalam lingkungan sekolah, maka tanggung jawab diserahkan oleh guru seutuhnya. Padahal hal tersebut adalah tindakan yang salah. Orangtua yang berhadapan langsung dengan siswa di rumah, memiliki peran yang tidak kalah penting bahkan jauh lebih besar dari guru. Sebagian besar waktu siswa habis di rumah bukan di sekolah. Di sekolah siswa belajar antara 6 hingga 7 jam sedangkan sisanya banyak dihabiskan di rumah. Oleh karena itu, sangat tidak pantas jika orang tua menyerahkan semua tanggung jawab kepada guru di sekolah.
Padahal, waktu yang dimiliki guru untuk mendidik siswa di lingkungan sekolah sangat terbatas. Bahkan seorang guru dalam prakteknya dilingkungan sekolah harus memperhatikan banyak siswa. Tentunya hal ini tidaklah mungkin dilakukan jika orang tua menyerahkan semuanya tentang kemajuan siswa ditangan guru seutuhnya. Dan sangat tidak mungkin jika guru hanya memperhatikan satu siswa saja. Contonya adalah, guru bahasa Indonesia mengajarkan baca tulis kepada seorang siswa dilingkungan sekolah, tentunya seorang siswa tersebut tidak akan dapat lancer membaca dalam waktu singkat tanpa bantuan orang tuanya yang mengajarinya dirumah, dengan cara mengajaknya mengulang pelajaran sekolah dirumah. Contoh lain lagi adalah guru bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) setiap masuk ke kelas mengajak siswanya salat dhuhur di sekolah. Guru juga berpesan pada siswa untuk salat ketika di rumah. Namun, ternyata orangtua tidak melanjutkan untuk mengajak anak salat. Hal ini tentunya membuat anak tidak disiplin dalam beribadah salat hingga akhirnya salat hanya menjadi teori pelajaran bagi anak di sekolah.
Contoh di atas tersebut membuktikan kepada kita bahwa kerjasama antara orang tua dan guru sangatlah penting. Guru di sekolah mendidik dengan sepenuh hati, demikian pula orang tua sepenuh hati mendidik anaknya di rumah. Sudah bukan zamannya lagi jika orangtua berkata menyerahkan tugas dan tanggungjawab ppendidikan anaknya kepada guru. Dan berharap guru dapat menjadikan anaknya pintar dan berakhlak mulia namun orang tua tidak turut ikut campur tangan mendidik anaknya.
Orang tua memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap anaknya bukan saja hanya menyiapkan makan, pakaian dan tempat tinggal. Namun lebih dari itu, orangtualah yang sesungguhnya menjadi pendidik utama bagi anak-anaknya. Hal inilah yang belum disadari  oleh sebagian besar masyarakat. Karena itu, tentu akan lebih baik jika guru rutin mengadakan pertemuan dengan orangtua siswa untuk melakukan konsultasi terhadap kemajuan dan masalah yang di hadapi oleh anak tersebut. Dalam kegiatan konsultasi tersebut, orangtua yang satu dengan yang lain bisa saling bertukar cerita atau masalah yang dihadapi anaknya masing-masing. Saling memberi masukan dan mencari pemecahan masalah bersama. Guru juga bisa menyampaikan hal-hal baru yang harus dilakukan orangtuanya di rumah saat mendampingi anak-anaknya. Bahkan, sangat baik jika sekolah memfasilitasi setiap kali pertemuan guru dan orang tua, didatangkan pembicara yang merupakan ahli dalam pendidikan. Pengetahuan orangtua siswa dalam mendidik anak akan bertambah. Pendidikan pada siswa akan membuahkan hasil lebih baik.
Karena itu, Guru dan orangtua sebenarnya sama-sama memiliki kewajiban untuk menyukseskan belajar siswa. Untuk itu, baik guru maupun orangtua harus sama-sama aktif mempererat kerja sama di antara keduanya. jika kerja sama antara orangtua orang tua dapat terjalin dengan baik, maka sedikit demi sedikit pendidikan di Indonesia akan semakin memiliki kualitas yang baik dan tujuan pembelajaran yang direncanakan dapat tercapai dengan optimal. ( Telah Terbit Di Harian Jurnal Asia, 2016)


Share this post :

Welcome

SELAMAT DATANG DI WEBSITE GURU PAI ||SEBAIK-BAIK KAMU ADALAH ORANG YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN (HADITS NABI) || GURU YANG BAIK ADALAH GURU YANG DAPAT DI GUGU DAN DITIRU.
 
Copyright © 2015. Hasrian Rudi Setiawan - All Rights Reserved